SUNGGUH berbahagia orang yang selalu mendawamkan wudhu dalam
hari-harinya. Dia senantiasa ada dalam keadaan suci dalam menjalani
hari, baik siang maupun malamnya. Allah Ta’ala berfirman: “Hai sekalian
orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak bersembahyang,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepala dan
basuhlah kakimu sampai ke matakaki … Allah tidak menghendaki untuk
membuat kesempitan (kesukaran) atasmu semua, tetapi hendak menyucikan
engkau semua dan menyempurnakan karunianya kepadamu semua, supaya engkau
semua bersyukur.” (QS. al-Maidah: 6).
Bagi para ahli wudhu, mereka berwudhu bukan hanya untuk melakukan
ritual ibadah, akan tetapi semua aktivitas dan kegiatannya selalu
dibarengi dalam keadaan memiliki wudhu (suci). Mereka yang ahli wudhu
akan tampak dari parasnya yang bercahaya. Bukan make up yang membuat
mereka memesona, melainkan basuhan air wudhu yang memberikan aura
keshalehan dalam dirinya.
Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: “Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat
dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari
sebab bekas-bekasnya berwudhu’. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di
antara engkau semua hendak memperpanjang (menambahkan) bercahayanya,
maka baiklah ia melakukannya dengan menyempurnakan berwudhu’ itu
sesempurna mungkin.” (Muttafaq ‘alaih).
Wudhu memiliki keajaiban yang luar biasa. Pahala bagi orang yang
mendawamkan salah satu ibadah bersuci ini digambarkan dalam hadis
berikut. Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata: “Saya mendengar kekasihku
Rasulullah Saw. bersabda: “Perhiasan-perhiasan di syurga itu sampai dari
tubuh seseorang mu’min, sesuai dengan anggota yang dicapai oleh wudhu
yakni sampai di mana air itu menyentuh tubuhnya, sampai di situ pula
perhiasan yang akan diperolehnya di syurga.” (HR. Muslim).
Wudhu dapat merontokkan kesalahan-kesalahan seorang muslim. Dari
Usman bin Affan Ra., dia berkata: “Rasulullah Saw. bersabda:
‘barangsiapa yang berwudhu lalu memperbagus wudhunya (menyempurnakan
sesempurna mungkin), maka keluarlah kesalahan-kesalahannya sehingga
keluarnya itu sampai dari bawah kuku-kukunya.’” (HR. Muslim).
Dalam hadis lain dikatakan, dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila seseorang hamba yang Muslim atau
mu’min itu berwudhu, lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari
mukanya itu semua kesalahan yang disebabkan ia melihat padanya dengan
kedua matanya dan keluarnya ialah beserta air atau beserta tetesan air
yang terakhir. Jika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari
kedua tangannya itu semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya
beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Selanjutnya apabila
ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang
dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau beserta tetesan air yang
terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan suci dari semua
dosa.” (HR. Muslim).
Dalam sebuah redaksi hadis yang panjang, beliau bersabda: “…
Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya
wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu dan saya adalah
yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga (haudh).”
(HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Sukakah
engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur
semua kesalahan dan dengannya dapat pula menaikkan beberapa derajat?”
Para sahabat menjawab: “Baiklah, ya Rasulullah.” Beliau Saw. lalu
bersabda: “Yaitu menyempurnakan wudhu sekalipun menemui beberapa hal
yang tidak disenangi (seperti terlampau dingin dan sebagainya) banyaknya
melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah
melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath
(perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan).”
(HR. Muslim)
Para ahli wudhu akan selalu berusaha menyempurnakan wudhunya. Mereka
berusaha menghayati filosofi dari aktivitas wudhu yang dilakukannya.
Wudhu mereka melampaui batasan fikih wudhu. Wudhu mereka sudah mencapai
ke aspek kejiwaan dan hikmah tertinggi dari aktivitas membasuh sejumlah
anggota wudhu. Dengan membasuh muka, mereka berharap wajah mereka
terlindungi dari dosa yang dilakukan mata. Ketika membasuh tangan mereka
berharap tangan mereka terjaga dari dosa yang belum dilakukan dan
dibersihkan dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu. Saat mengusap
kepala, mereka berharap agar pikiran mereka terlindungi dari
pikiran-pikiran yang tidak syar’i. ketika membasuh telinga, semoga hal
itu dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh telinga. Dan ketika
membasuh kaki, mereka berdoa agar Allah senantiasa membimbing mereka
agar tetap berada di jalan yang lurus (Islam).
Begitulah keajaiban wudhu yang ritualnya hanya ada di dalam ajaran
Islam. Semoga kita senantiasa menjadi ahli wudhu sepanjang hari
memelihara kesucian jiwa, pikiran, hati, lisan, dan seluruh tubuh kita.
Wallahu ‘a lam.
Sumber : http://www.suararakyatindonesia.org/inilah-keajaiban-bagi-orang-yang-menjaga-wudhunya/
Info yang sangat bermanfaat. Terima kasih
BalasHapusIya sama-sama.
Hapus